Calon Mahasiswa Miskin Dapat Bantuan

Calon mahasiswa miskin yang lolos seleksi masuk perguruan tinggi negeri mendapat simpati banyak pihak. Mereka yang sebelumnya kesulitan dana mendapat bantuan biaya pendaftaran. Mereka menyambut kabar ini dengan sukacita, impian kuliah di perguruan tinggi negeri di depan mata.

"Saya sudah dihubungi Pak Arie Soesilo dari Ul, kemudian dihubungkan dengan manajer Fakultas Ilmu Budaya. Beliau mengatakan bahwa saya bisa mendapat beasiswa Bidik Misi." tutur Dodi Dores (19). calon mahasiswa Jurusan Sastra Rusia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia, Selasa (26/7), di Depok, Jawa Barat

Diterima, tapi Terhenti di Pintu Kampus

Tiga siswa Sekolah Terbuka Yayasan Bina Insan Mandiri Kota Depok sedang gelisah. Mimpi meraih pendidikan tinggi negeri sudah ada di depan mata. Mereka lolos seleksi dengan jalur beragam. Dodi Dores (19), Muhammad Muar (19), dan Tutik Pujiati (20) kini berusaha menggenggam mimpi mereka agar tidak lepas.

Mereka tidak ingin seperti tahun sebelumnya, ketika beberapa teman mereka gagal masuk perguruan tinggi negeri karena tidak ada biaya. Persoalan biaya bukan hal baru bagi siswa Sekolah Terbuka Yayasan Bina Insan Mandiri. Bisa dimaklumi, sekolah yang ada di tengah Terminal Depok itu merupakan sekolah gratis bagi kaum miskin.

Universitas Asing Incar Pasar Indonesia

 Minat perguruan tinggi asing untuk membuka cabangdi Indonesia masih tinggi.Mereka menilai,jumlah mahasiswa di Indonesia sangat potensial untuk direkrut.

Sekretaris Ditjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan Nasional  Harris Iskandar mengungkapkan, selama ini banyak perguruan tinggi asing yang mengajukan izin mendirikan cabang di Indonesia. Namun, pemerintah belum memberikan izin untuk pendirian itu.

Peningkatan Kualitas untuk PT Swasta tidak Bisa Ditawar Lagi

Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (Aptisi) Wilayah IV Jawa Barat Banten Prof. Didi Turmudzi menuturkan, perguruan tinggi swasta mau tidak mau harus meningkatkan kualitas agar tidak terus-menerus kehilangan mahasiswa. Sebab, kebijakan pemerintah terutama di perguruan tinggi negeri yang masih sama sampai saat ini memaksa PTS menaikkan mutu agar bisa dipercaya oleh masyarakat.

"Kondisi PTS ini bervariasi, ada yang mapan, berkembang, dan tidak sedikit yang turun. Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain kecuali harus meningkatkan kualitas manajemen, kualitas SDM, kualitas sarana prasarana, dan sumber dana yang relevan dengan tuntutan masyarakat," kata Didi yang ditemui di sela-sela "Mi-langkala Paguyuban Pasundan ke-89" di Paguyuban Pasundan Jln. Sumatera Bandung, Rabu (20/7).

Usakti Didorong Jadi Universitas Negeri

 Universitas Trisakti (Usakti) didorong menjadi universitas negeri. "Saya yakin, itu tidak lama karena dari beberapa pengalaman, jika kinerja dan potensinya bagus, biasanya prosesnya cepat," tandas anggota Komisi X DPR-RI dari Fraksi PKS, Rohmani.

Berbicara dalam talkshow bertajuk "Kemandirian Perguruan Tinggi" yang digelar Indonesian Bureaucracy and Service Watch (IBSW) di Jakarta akhir pekan lalu, Rohmani menyatakan, selama ini sudah ada beberapa universitas swasta yang menjadi negeri. Apalagi, jika melihat catatan danprestasi Trisakti, seharusnya tidak ada hambatan.

STKIP Biak Buka Program S2 Teknologi Pendidikan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Kabupaten Biak Numfor, Papua, mulai tahun akademik 2011/2012 menerima mahasiswa baru program strata dua (S2) Magister Teknologi Pendidikan.

Ketua STKIP Biak Drs Hendri Jan Rumkabu, Rabu mengatakan, penyelenggaraan program S2 Magister Teknologi Pendidikan sementara bekerjasama dengan Universitas Darul Ulum (Unidar) Jombang, Jawa Timur.

Pembukaan program S2 Magister Teknologi Pendidikan itu merupakan salah satu terobosan dilakukan Pemkab Biak untuk menyiapkan tenaga guru yang memiliki keahlian tertentu pada bidang studi bersangkutan.

Mengendalikan Pungutan di Perguruan Tinggi Negeri

Biaya masuk perguruan tinggi negeri (PTN), terutama PTN favorit, yang telah diswastanisasi dalam bentuk perguruan tinggi badan hukum milik negara (PT BHMN) dikeluhkan oleh masyarakat karena terlalu mahal. Pungutan yang tinggi itu juga berlaku bagi mahasiswa baru yang dijaring melalui Seleksi Nasional Mahasiswa PTN (SNMPTN) atau seleksi bersama antar-PTN. Masyarakat kaget karena, berdasarkan pengalaman masa lalu, mahasiswa yang diterima melalui jalur seleksi bersama itu membayar murah dan hampir sama di seluruh PTN. Bila terdapat perbedaan, selisihnya hanya bilangan ratusan nbu, tidak mencapai bilangan juta.Tapi, sekarang, di satu PTN saja, seperti di Universitas Gadjah Mada, di antara sesama mahasiswa baru angkatan 2011 pun ada perbedaan, karena bayarnya amat bergantung pada penghasilan orang tua.

Pendaftar di PT Swasta Mengalami Kenaikan

Jumlah pendaftar di beberapa perguruan tinggi swasta naik signifikan dari tahun sebelumnya. Namun, masih adanya perguruan tinggi negeri yang belum mengumumkan jalur seleksi mandiri telah menganggu proses penerimaan mahasiswa baru di sejumlah perguruan tinggi swasta.

"Sebetulnya tidak mengganggu tahun ajaran baru karena sudah ditetapkan sejak tahun lalu. Hanya, banyak calon mahasiswa yang menangguhkan registrasi karena menunggu pengumuman di perguruan tinggi negeri. Tentu saja kami tidak bisa menerima itu," kata Ketua Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Islam Bandung yang juga Pembantu Rektor I Universitas Islam Bandung Prof. Edi Setiadi saat ditemui di mang kerjanya, Selasa (19/7).

Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru

Pengumuman hasil Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2011 jalur ujian tertulis sudah dikeluarkan secara online oleh pihak Panitia SNMPTN melalui situs resmi SNMPTN, www.snmptn.ac.id. akhir Juni lalu. Sehari kemudian, pengumuman SNMPTN juga disebarluaskan melalui media cetak nasional dan daerah secara serentak.

Dalam * kesempatan ini, saya ingin turut mengucapkan selamat kepada para pelajar yang mendapat kesempatan masuk perguruan tinggi negeri. Sekedar mengingatkan, kelak para mahasiswa baru harus siap menghadapi kegiatan belajar yang menuntut kemandirian sena kematangan jiwa.

Semua Bisa Kuliah

Seleksi Masuk (SIMAK) - Ul menjadi bentuk tes penerimaan mahasiswa baru sekaligus menjaring potensi generasi masa depan tanpa dibatasi kondisi ekonomi orang tua.

Munculnya jalur tes yang dise-lenggarakan sendiri oleh perguruan tinggi negeri (PTN) menimbulkan kekhawatiran bakal melambungkan biaya pendidikan di universitas. Tapi Seleksi Masuk (SIMAK) Universitas Indonesia (Ll) memupus anggapan biaya kuliah mahal karena besarnya biaya pendidikan di jalur Sl (reguler) adalah berkeadilan, tergantung kemampuan orangtua/wali.

Demikian paparan yang dikemukakan oleh Rektor Universitas Indonesia Prof. De Soz Gumilar Rusliwa Somantri, pekan lalu.

Beasiswa bagi Mahasiswa

Universitas Indonesia memberikan berbagai beasiswa bagi siswa berprestasi atau alasan ekonomi tidak mampu. Selalu ada jalan untuk maju.

Peminat beasiswa meningkat seiring keinginan melanjutkan diri belajar ke perguruan tinggi. Beruntung dan tahun ke tahun semakin banyak yang peduli untuk memberikan beasiswa. Baik dari perguruan tinggi maupun kalangan industri.

Rektor Universitas Indonesia (UD Prof. De Soz Gumilar Rusliwa Somantri, pada pekanlalu mengatakan Universitas Indonesia peduli pada kemajuan generasi muda di bidang pendidikan menyediakan dana beasiswa bagi anak berprestasi atau karena ekonomi kurang mampu.

UI Terapkan Sistem Proporsionalitas

Sejumlah kalangan, terma suk orangtua mahasiswa, mengeluh tentang biaya kuliah di perguruan tinggi negeri (PTN) yang dirasa semakin mahal. Namun, di balik kesan tersebut. PTN memiliki sejumlah penjelasan yang dinilai dapat meringankan beban mahasiswa. Universitas Indonesia (UI), misalnya, menerapkan sistem proporsionalitas atau keadilan bagi mahasiswa UI yang berasal dari keluarga tidak mampu.

"Mereka akan dikenakan keringanan biaya pendidikan hingga bisa membayar Biaya Operasional Pendidikan (BOP) per semester hanya Rp 100.000,bahkan dibebaskan sama sekati bila terbukti benar-benar tidak mampu," kata Vishnu Juwono, Kepala Humas dan Protokol Universitas Indonesia, Jumat (15/7).

Trisakti Penuhi Syarat Jadi Negeri

Universitas Trisakti kaya raya. Dengan menjadikan Trisakti sebagai universitas negeri, negara akan mendapatkan benefit luar biasa. Wal itu diungkapkan Wakil Rektor I Universitas Trisakti Prof Dr Yuzwar M Basri dalam talk shou bertema Kemandirian perguruan tinggi di Marios Place, Jakarta, Sabtu(15/7).

Talk show yang diadakan Indonesian Bureaucracy and Service Watch (IBSW) itu juga menghadirkan pembicara anggota Komisi IX DPR RI Roh-mani dari PKS, Dr Advendi Simangunsong selaku Ketua Forum Komunikasi Karyawan Universitas Trisakti, serta Prof Dr Ir Dadan Umar, peneliti.

UT Menjadi Alternatif Pilihan

Universitas Terbuka bisa menjadi alternatif pilihan di tengah mahalnya masuk perguruan tinggi negeri. Selain biayanya relatif murah, waktu belajarnya pun fleksibel, dan bisa dijangkau masyarakat di daerah mana pun serta banyak program studi pilihan.

Tidak benar jika Universitas Terbuka (UT) hanya untuk karyawan atau orang setengah baya Kini, Universitas Terbuka justru semakin diminati mahasiswa berusia muda." kata Rektor UT Tian Belawati di Jakarta, Jumat (15/7).

Mahalnya Biaya Kuliah

Setiap tahun ajaran baru, para orang tua selalu punya masalah yang sama terkait biaya pendidikan, yakni mahal. Untuk melanjutkan sekolah ke tingkat perguruan tinggi, kalkulasi biaya berubah setiap tahunnya.

Bagi golongan menengah ke atas, mereka tak melihat berapa dana yang dikeluarkan, yang penting sekolahnya bermutu, punya nama besar, dan akreditasinya bisa dipertanggungjawabkan. Bagi golongan menengah, mereka tentunya harus bisa melakukan akrobat anggaran. Dan, bagi golongan tidak mampu, mereka hanya bisa berharap uluran tangan dari dermawan atau membujuk anaknya untuk tidak melanjutkan sekolah.

72 Mahasiswa Unpad Jalur Undangan Gugur

Sebanyak 72 calon mahasiswa yang telah diterima melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2011 jalur undangan dan bidik misi di Universitas Padjadjaran (Unpad) dipastikan gugur. Dengan demikian, dari sekitar 874 orang yang diterima melaluijalur tersebut, hanya 802 orang yang melakukan registrasi.

"Calon mahasiswa, yang diterima melaluijalur undangan itu ada 874 orang. Dan pada akhirnya yang melakukan registrasi hanya 802 orang. Banyak kemungkinan, sampai akhirnya mereka tiilak mengambil kesempatan itu. Bisa saja karena jurusan di mana dia diterima itu tidak sesuai dengan keinginannya," kata Humas Unpad Weny Widyowati, Kamis (14/7).

Mahalnya Biaya Masuk Perguruan Tinggi

Menguap sudah harapan Mikail Hafidz Mohammad (18 tahun) untuk berkuliah di Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, Jawa Timur. Nilai rata-rata sembilan yang diraihnya dalam Ujian Nasional tahun ini tak menjadi jaminan bisa mulus masuk ke kampus yang didambakannya itu.

Alumnus SMAN 2 Ponorogo, Jawa Timur, ini sebenarnya telah berusaha keras mewu-judkan cita-citanya. Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) diikutinya. Namun ia tak berhasil menembusnya.

BPK Usulkan Hapus Biaya Masuk PTN

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengusulkan pemerintah menghapus biaya masuk perguruan1 tinggi negeri (PTN). Sebab, biaya pendidikan tersebut dinilai terlalu memberatkan masyarakat, khususnya yang kurang mampu.

"Sebaiknya biaya masuk PTN ditalangi saja oleh APBN, sehingga masyarakat bisa masuk ke PTN tanpa biaya besar," kata anggota VI BPK Rizal Jalil, di Kantor BPK, Slipi, Jakarta, Rabu (13/7). Menurut Rizal, apabila biaya masuk PTN dikelola negara, hal itu diyakini akan membantu menertibkan sistem keuangan di PTN.

Banyak Pungutan di PTN Tidak Disetor ke Kas Negara

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan sejumlah kejanggalan dalam mengaudit laporan keuangan Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2010. Salah satunya, ada sejumlah pungutan di perguruan tinggi negeri yang tidak disetorkan ke kas negara, tidak dilaporkan kepada menteri keuangan, dan digunakan langsung tanpa melalui mekanisme anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

Rinciannya, pungutan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) pada rekening rektor selaku bendahara penerimaan yang digunakan langsung sebesar Rp 12 miliar. Kasus ini ada di Politeknik Negeri Jakarta, Politeknik Lampung dan Universitas Negeri Makassar.

607.712 Mahasiswa Tercatat di UT

Sebanyak 607.712 orang tercatat telah melakukan registrasi di Universitas Terbuka (UT) pada tahun 2011. Jumlah tersebut tersebar di seluruh pelosok wilayah Indonesia dan luar negeri. Untuk dapat melayani seluruh mahasiswanya, UT mengedepankan manajemen yang andal, sistem jaminan kualitas yang solid, serta perangkat pendukung kerja yang canggih berbasis ICT.

Demikian terungkap dalam sambutan Rektor Universitas Terbuka Tian Belawati yangdisampaikan oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Terbuka Dar-yono dalam acara Upacara Penyerahan Ijazah. Rabu (13/7)- Kegiatan yang dilaksanakan di Gedung Graha Batununggal Indah tersebut dihadiri pula oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Wahyudin Zarkasyi.

PTN Jangan Peras Mahasiswa

Pemerintah harus segera mengambil tindakan nyata untuk menekan biaya pendidikan di perguruan tinggi negeri (PTN) agar lebih terjangkau oleh semua kalangan mahasiswa. Jika tidak, pemerintah bisa dituding telah bersikap diskriminasi karena hanya memberikan kesempatan pendidikan kepada mahasiswa dari keluarga kaya.

"Pemerintah sudah abai dalam memberi pendidikan yang bermutu dan murah kepada anak bangsa," kata Koordinator Divisi Monitoring Pelayanan Publik Indonesia Corruption Watch (ICW) Febri Hendri di Jakarta, Senin (11/7).

Sumbangan Masuk PTN Dibatasi

Tahun depan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi memutuskan bakal membatasi sumbangan masuk ke perguruan tinggi negeri (PTN) bagi mahasiswa baru. Kepastian tersebut disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional Djoko Santoso.

Langkah Itu perlu dilakukan, menurut Djoko, lantaran sejumlah fakultas atau program studi cenderung menetapkan uang sumbangan yang tinggi bagi mahasiswa baru, terutama Kedokteran dan Teknik, dan Itu hampir terjadi di semua PTN di Indonesia.

Usulkan PBNP PTN 20 Persen

Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) mulai menyiapkan beberapa alternatif mengurangi mahalnya biaya pendidikan di perguruan tinggi negeri (PTN). Salah satunya dengan menurunkan porsi pener! maan negara bukan pajak (PNBP) dari 37,20 persen menjadiTZO persen saja. Dengan begitu, beban yang ditanggung masyarakat akan berkurang. Sebab, PNBP berasal dari calon mahasiswa.

Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendlknas Djoko Santoso mengatakan, komponen pembiayaandi PTN terdiri atas biaya mengikat, seperti beasiswa, gaji, dan tunjangan dosen serta tidak mengikat misalnya investasi pendidikan dan PBNP. Strukturnya, biaya mengikat 25,62 persen, tidak mengikat 37,18 persen, dan PBNP 37.20 persen.Dari hitungan mui gampang. Pemerintah bayar berapa, sisanya masyarakat Konsepnya jangan murah tapi harus adu yang bayarin." ungkap Djoko di lakarta kemarin (12/7).