Posted on 21.24 by info kuliah

Panitia nasional Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) mengaku telah menemukan sejumlah kecurangan yang akan dilakukan oknum saat pelaksanaan ujian 31 Mei-1 Juni. Salah satu modus ke-curangannya adalah mem-briefing sejumlah peserta untuk ikut tes di lokasi tertentu.

Ketua Panitia Nasional SNMPTN Herry Suhardiyanlo mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan info adanya pihak-pihak yang melakukan briefing kepada peserta. Setelah lulus, baru peserta tersebut membayar sejumlah uang kepada oknum. "Infor-masi yang beredar seolah-olah mengatasnamakan pihak tertentu
menawarkan kelulusan. Kepada masyarakat saya minta tidak tergiur. Tidak mungkin bisa lulus kalau dengan cara (curang. Red) itu," ujar Herry saat memberikan keterangan pers di Gedung D Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) Jakarta, kemarin (29/5).

Hadir saal keterangan pers tersebut. Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Djoko Santoso, Kelua MRPTNI Musliar Kasim. Bendahara SNMPTN Rochmat Wahab, dan Sekertaris SNMPTN Yony Koesmaryono.

Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) ini menjelaskan, panitia sudah mengantisipasi perilaku oknum yang mengakali penyelenggara. Beberapa titik rawan pun sudah dijaga ketat.

Hanya, pria berkacamata enggan menyebutkan titik-titik tersebut. "Titik rawan tidak bisa dijelaskan. Nanti joki tahu. Kalau kecurangan tahun lalu menggunakan handphone," bebernya.

Dijelaskan, pembedaan tipe soal untuk lulusan 2009, 2010, dan 2011 merupakan salah satu antisipasi yang disiapkan. "Tahun lalu ada mahasiswa PTN yang tertangkap menjadi joki. Kita sudah mengeluarkannya. Buat apa mendidik orang yang curang," tegas Herry.

Di samping itu, lanjut Herry, bagi lulusan 2011 tapi sudah lulus SNMPTN melalui jalur undangan yang tetap mengikuti ujian jalur tulis patut dicurigai. Apalagi, siswa tersebut telah diterima di PTN favorit dan jurusan terkemuka. "Itu patut dicurigai. Kitasudah ada datanya. Tapi, jumlah siswa yang lulus melalui jalur undangan tapi ikut ujian tulis belum ada datanya," tegasnya.

Herry melanjutkan, selain kecurangan, panitia lokal (panlok) juga direpotkan dengan membeludaknya jumlah peserta. Tahun ini, sebanyak 551.117 siswa membeli pin SNMPTN. Tapi, hanya 540.928 anak saja yang mendaftar menggunakan pin tersebut. Sementara sisanya tidak mendaftar. Dari jumlah tersebut, peserta jalur IPA sebanyak 179.340, IPS 196.469, dan IPC 165.119.

"Overload benar. Terutama di kota besar. Tapi tidak timbulkan masalah. Tidak mempersulit atau membuat kesulitan peserta. Yang sudah cetak daftar hadir. Pendaftar baru dicarikan ruangan. Panlok sudah antisipasimeskipun ada kerepotan," katanya.

Dirjen Dikti Djoko Santoso kembali menegaskan, ujian mandiri hanya bisa dilakukan setelah pelaksanaan SNMPTN. Setiap PTN bisa merekrut calon mahasiswa paling banyak 40 persen dari total kuota. "Mereka (PTN) tidak perlu lapor. Tapi mereka cukup melaporkan setiap semester jumlah siswanya," kala Djoko.

Mantan rektor ITB ini menambahkan, ada beberapa catatan dalam perekrutan calon mahasiswa melalui jalur mandiri. Pertama, jumlah kuota tidak melebihi 40 persen. "Kalau SNMPTN 60 persen itu minimal. Ujian mandiri 40 persen maksimal," bebernya. Kedua, lanjut Djoko, ujian mandiri bukan berarti yang ditampung akan membayar lebih.

No Response to " "

Leave A Reply